Mitos Poppo, Manusia Jadi-jadian di Kebudayaan Bugis-Makassar
Beberapa waktu lalu, viral video yang dinarasikan merekam sosok yang diduga Poppo. Makhluk apakah itu? Berikut penjelasannya dalam kebudayaan Bugis-Makassar.
Sosok Poppo itu terekam di sekitar wilayah Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Kemunculan sosok poppo itu lantas menggegerkan warga sekitar.
Video tersebut diketahui direkam oleh salah satu warga bernama Nur Lia yang mendengar kehebohan masyarakat sedang mencari poppo. Lia kemudian mendatangi sumber kehebohan dan sempat merekam makhluk itu.
Makhluk yang disebut sebagai poppo itu mulanya muncul di atap rumah warga kemudian berpindah dengan cepat. Warga mengaku melihat makhluk tanpa badan dengan organ dalam yang terlihat jelas.
"Pertama munculnya di lorong dekat masjid di situ, terus ditunggu lama pindah lagi sempat ji saya rekam, tapi tidak terlalu saya dapat," kata Lia.
Dalam kepercayaan masyarakat Bugis-Makassar, Poppo merupakan makhluk misterius yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah-kisah mistis di Sulawesi Selatan.
Entitas mistis ini disebut berwujud kepala dengan organ dalam yang bergelantungan, mirip seperti Kuyang yang dipercaya oleh masyarakat pulau Kalimantan.
Budayawan Universitas Hasanuddin, Prof Nurhayati menjelaskan, sosok poppo diyakini oleh masyarakat Bugis-Makassar sebagai makhluk jadi-jadian. Makhluk ini dipercayai keberadaannya oleh orang-orang Bugis-Makassar terdahulu.
"Itu dalam kepercayaan orang-orang Bugis-Makassar dianggap sebagai sebagai makhluk jadi-jadian," jelas Prof Nurhayati.
Prof Nurhayati mengatakan, konon poppo merupakan manusia yang memiliki keilmuan mistis. Makhluk tersebut hidup sebagai manusia kala siang, saat malam ia gentayangan menjalankan aksinya mencari makanan persembahan.
Berdasarkan mitos, poppo akan berubah wujud menjelma sebagai binatang seperti anjing atau kucing saat terdesak. Hal ini agar tidak tertangkap oleh warga yang memburu mereka.
Biasanya warga akan melukai binatang yang diyakini sebagai jelmaan poppo tersebut. Kemudian di pagi hari masyarakat akan mencari orang yang memiliki luka pada bagian tubuh yang yang sama seperti binatang tersebut. Jika ditemukan maka orang tersebut diyakini sebagai poppo.
"Biasa kalau dilempar atau dipukul terus yang kena misalnya pahanya, itu dicari siapa orang yang luka pahanya berarti itulah yang poppo," tambah Prof Nurhayati.
Post a Comment for "Mitos Poppo, Manusia Jadi-jadian di Kebudayaan Bugis-Makassar"