Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

13 Tahun Nabung, Pedagang Kerupuk Keliling di Mojokerto Naik Haji Bareng Istri

 

Kegigihan Misbakhul Ulum (62) menabung selama 13 tahun untuk bisa naik haji bersama istrinya berbuah manis. Warga Dusun Genukwatu, Desa Modongan, Sooko, Mojokerto ini akhirnya bisa berangkat haji tahun ini.


Niat menunaikan haji muncul di benak Ulum sejak 2011. Akhir tahun itu, ia bersama istrinya, NurKhoirina (61) mendaftar ke KBIH Uluwiyah di Mojosari, Mojokerto. Modalnya hanya tekad yang bulat untuk bisa menginjakkan kaki di tanah suci.


Ia pun menyisihkan penghasilannya dari berjualan kerupuk keliling. Dan, sejak awal 2012 pun Ulum dan Nur memutuskan bekerja lebih keras agar bisa mewujudkan mimpinya naik haji.


"Saat bujang, setiap malam saya doa dapat istri salehah. Di awal pernikahan, saya didoakan ibu mertua bisa naik haji. Itulah yang mendorong saya naik haji," kata Ulum kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (11/5/2024).


Beruntung bagi Ulum karena KBIH memberinya kelonggaran untuk mencicil biaya porsi. Hanya saja biaya porsi hajinya dari Rp 25 juta menjadi Rp 30 juta/orang, yang ia cicil selama dua tahun.


Setiap hari, bapak dua anak ini berdagang kerupuk keliling kampung pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 16.00-18.00 WIB. Penghasilannya rata-rata Rp 100-200 ribu per hari. Sedangkan istrinya berdagang ikan kering dan bumbu dapur di pasar.


"Untuk kebutuhan sehari-hari pakai penghasilan istri, yang ditabung penghasilan saya. Karena niat sudah kuat untuk pergi haji, kami sama-sama kerja keras," terangnya.


Menurut Ulum, seharusnya ia berangkat haji bersama Nur pada 2022. Pandemi COVID-19 membuat keberangkatannya tertunda sampai 2027. Sehingga ia bersantai mengumpulkan uang karena ibadah hajinya masih lama.


Namun, Januari 2024, ia menerima kabar dari KBIH kalau keberangkatannya dipercepat tahun ini. Sehingga mau tak mau ia dan Nur bekerja keras untuk melunasi biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). Tak tanggung-tanggung, biaya yang harus ia lunasi mencapai Rp 68 juta untuk dua orang.


"Belum siap melunasi, kurang Rp 34 juta per orang. Saat itu, ada uang hanya Rp 32 juta, kurang banyak. Langsung kami ke KBIH, minta bisa mencicil," jelasnya.


Berkat kegigihan Ulum dan istrinya, mereka bisa melunasi seluruh BPIH. Kini, Ulum tinggal mengumpulkan tambahan uang saku. Ia sempat mendapatkan wejangan dari kiainya ihwal uang saku.


"Kata kiai, tidak usah risau soal uang saku. Yang penting di sana (Arab Saudi) fokus ibadah haji, tidak perlu lihat orang-orang kaya, tidak perlu aneh-aneh, selalu hati-hati, jangan sampai melanggar," ungkapnya.


Ulum dan Nur bakal diberangkatkan ke tanah suci pada 28 Mei 2024. Namun, ia belum mengetahui pasti bakal bergabung dengan kelompok terbang (kloter) 65, 66, atau 67. Yang pasti, mereka menjadi bagian dari 1.098 calon jemaah haji Kabupaten Mojokerto.


"Harapannya diberi kesehatan, keselamatan, dan hajinya bisa mabrur," tandasnya.


Post a Comment for "13 Tahun Nabung, Pedagang Kerupuk Keliling di Mojokerto Naik Haji Bareng Istri"